Tokoh Masyarakat diminta Ikut Yakinkan Program Keluarga Berencana
Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Balikpapan mengharapkan peran Tokoh Masyarakat (TOMA) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dapat meyakinkan kepada masyarakat tentang program Keluarga Berencana (KB) dengan tujuan menciptakan keluarga kecil, sejahtera dan berkualitas. Peran tokoh tokoh masyarakat dan LPM sangat penting , karena memiliki kedekatan secara emosiaonal dengan masyarakat, kata Kepala BPMPPKB Kota Balikpapan Sri Wahjuningsih dalam sambutannya yang dibacakan Kasubid Pembinaan dan Penyuluhan Keluarga Berencana Drs. Bambang Supriyanto, saat pelaksanaan Sosialisasi Program Kependudukan dan KB Bagi Tokoh Masyarakat dan LPM di Balikpapan Utara, Selasa (24/02/ 2015) pagi. Ia mengatakan, keterlibatan TOMA dan LPM dalam pembangunan Kependudukan dan KB sangat penting, mengingat masyarakat Indonesia pada umumnya masih memperhatikan ucapan dan anjuran para tokoh yang menjadi panutan masyarakat.
Sosialisasi yang diikuti sekitar 75 orang yang terdiri dari Tokoh Masyarakat, Pengurus LPM se Kecamatan Balikpapan utara ini berlangsung di Aula kantor Kecamatan Balikpapan Utara. Dilakasanakannya kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat menambah wawasan para TOMA dan LPM agar mampu meyakinkan kepada masyarakat bahwa program Kependudukan dan KB tidak bertetangan dengan ajaran agama yang mereka anut dan tidak menganggu kesehatan, bahkan untuk mencapai keluarga lebih sejahtera. Bambang menjelaskan bahwa Negara kita saat ini memiliki penduduk cukup banyak menduduki urutan ke empat di dunia, dimana tidak didukung dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal itu terlihat dari Indeks Pembangunan Manuasia (IPM) Indonesia yang masih berada diurutan ke 124 dari 187 negara di dunia. Menurutnya apabila program Kependudukan dan KB tidak berjalan dengan baik, maka dikhawatirkan akan terjadi ledakan penduduk (Baby boom).
Berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia pada 2050 mencapai 298 juta jiwa, jika kualitas SDM nya masih rendah maka akan menjadi permasalahan sosial dan beban negara. Dikemukakannya bahwa solusi yang tepat adalah dengan melakukan pengendalian penduduk dengan melaksanakan program KB salah satunya mengatur jarak kelahiran. Untuk itu diperlukan peran TOMA dan LPM dalam melakukan advokasi di masyarakat. Program KB menginginkan anak Indonesia yang lahir sehat dan berkualitas serta mampu menjadi asset bagi pembangunan bukan menjadi beban pembangunan, tegas Bambang.(ali-3)